A. Pengertian
subnetting adalah sebuah proses yang membagi atau membagi IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang biasa disebut "subnet"
B. Sejarah
Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address
menjadi beberapa subnet dengan jumlah
host yang lebih sedikit, dan untuk menentukan batas network ID dalam suatu
subnet, digunakan subnet mask. Seperti yang telah diketahui, bahwa selain
menggunakan metode classfull untuk pembagian IP address, kita juga dapat
menggunakan metode classless addressing (pengalamatan tanpa klas), menggunakan
notasi penulisan singkat dengan prefix. Metode ini merupakan metode
pengalamatan IPv4 tingkat lanjut, muncul karena ada ke-khawatiran persediaan
IPv4 berkelas tidak akan mencukupi kebutuhan, sehingga diciptakan metode lain
untuk memperbanyak persediaan IP address. Metode VLSM ataupun CIDR pada
prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan
Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang
telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu
perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang
terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7
Network ID (IP Public).
Subnetting
adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk
memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik
subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas
IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa
membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Subnetting
menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah
32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host
ID.
Dengan
kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8
bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting
mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan
sebagai network ID.
C. Pembagian kelas pada IP
1.Kelas A
Pada jaringan IP Address kelas A, bit
pertama dari IP address tersebut adalah 0. Bit pertama dan 7 bit berikutnya (8
bit per¬tama) merupakan network ID, sedangkan 24 bit terakhir merupakan host
ID. Maka pada kelas A hanya terdapat 128 network IP Address dengan jangkauan
dari 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx.
Pada kelas A: 8 oktetpertama adalah alamat networknya,sedangkan
sisanya 24bits merupakan alamat untuk host yang bias digunakan.
Jadi admin dapat membuat banyak sekali alamat untuk
hostnya,dengan memperhatikan 224 – 2=16.777.214 host, N; jumlah bit
terakhir dari kelas A ,(2) adalah alamat terakhir loopback.
Catatan :
v
127.xxx.xxx.xxx tidak boleh digunakan
,berarti alamat yang valid untuk kelas A (1.xxx.xxx.xxx – 126.xxx.xxx.xxx)
2. Kelas B
Pada jaringan IP Address kelas B, 2 bit
pertama dari IP address adalah 10. Dua bit ini dan bit berikutnya (16 bit
pertama) merupakan network ID. Sedangkan 16 bit terakhir merupakan host ID.
Maka pada kelas B terdapat 16384 network IP Address dengan jangkauan dari
128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx.
Catatan :
v
192.xxx.xxx.xxx tidak boleh
digunakan,berarti alamat yang valid untuk kelas B (128.xxx.xxx.xxx –
191.xxx.xxx.xxx)
3. Kelas C
Pada jaringan IP Address kelas C, 3 bit
pertama dari IP Address adalah 110. Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit
pertama) merupakan network ID. Sedangkan 8 bit terakhir merupakan host ID. Maka
pada kelas C terdapat lebih dari 2 juta network IP Address dengan jangkauan
dari 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx.
Catatan :
v
224.xxx.xxx.xxx tidak boleh digunakan
,berarti alamat yang valid untuk kelas C (192.xxx.xxx.xxx – 223.xxx.xxx.xxx)
4. Kelas D
Pada jaringan IP Address kelas D, 4 bit pertama dari IP Address
ini adalah 1 1 1 0. Sedangkan bit sisanya digunakan untuk grup host pada
jaringan dengan range IP antara 224.0.0.0 – 239.255.255.255. IP Address Kelas D
digunakan untuk multicasting, yaitu pemakaian aplikasi secara bersama-sama oleh
sejumlah komputer. Multicasting berfungsi untuk mengirimkan informasi pada
nomor host register. Host-host dikelompokkan dengan meregistrasi atau
mendaftarkan dirinya kepada router lokal dengan menggunakan alamat multicast
dari range alamat IP Address kelas D. Salah satu penggunaan multicast address
pada internet saat ini adalah aplikasi real time video conference yang
melibatkan lebih dari dua host (multipoint) dengan menggunakan Mbone (Multicast
Backbone).
Catatan :
v
240 tidak boleh digunakan ,berarti
alamat yang valid untuk kelas D (224.xxx.xxx.xxx – 239.xxx.xxx.xxx)
5. Kelas E
Pada jaringan IP Address kelas E, 4 bit
pertama dari IP Address ini adalah 1 1 1 1. IP address kelas E mempunyai range
antara 240.0.0.0 – 254.255.255.255. IP Address kelas E merupakan kelas IP
address eksperimen yang dipersiapkan untuk peng¬gunaan IP Address di masa yang
akan datang.
Catatan :
v
255.255.255.255 tidakboleh
digunakan,berarti yang valid untuk kelas E (240.xx.xxx.xxx – 255.255.255.254)
Catatan:
penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak menggunakan kelas alamat lagi, pengemban otoritas internet telah melihat dengan jelas bahwa alamat yang di bagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, disaat penggunaan internet yang semakin meluas . alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggukan kelas-kelas seperti alamt IPv4. Alamat yang dibuat tanpa memperdulikan kelas disebut juga dengan classless address.
D. Referensi
hanya ini yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar